MENJAMA’ TAQDIM SHALAT JUM’AT
Dalam bepergian jauh, kadang-kadang ketika waktu shalat Jum’at berlangsung, seseorang masih di tengah-tengah perjalanan.
a. Bolehkah shalat Jum’at dijama’ taqdim dengan shalat Ashar?
b. Bolehkah meninggalkan shalat Jum’at dengan melakukan shalat Dhuhur?
Menjama’ taqdim shalat Jum’at dengan Ashar hukumnya boleh. Sedang meninggalkan shalat Jum’at dengan alasan bepergian hukumnya tidak boleh, kecuali ketika keluar dari batas desanya (sur) sebelum waktu Shubuh tiba.
يَجُوْزُ فِي السَّفَرِ الَّذِيْ يَجُوْزُ فِيْهِ الْفِطْرُ الْجَمْعُ بَيْنَ الْعَصْرَيْنِ أَيِ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ (قوله أَيِ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ) أَيْ وَالْجُمْعَةُ كَالظُّهْرِ فِيْ جَمْعِ التَّقْدِيْمِ كَأَنْ يُقِيْمَ بِبَلَدِ
الْجُمْعَةِ إِقَامَةً لاَ تَمْنَعُ التَّرَخُّصَ فَلَهُ أَنْ يُصَلِّيَ الْجُمْعَةَ ثُمَّ الْعَصْرَ عَقِبَهَا. وَأَمَّا جَمْعُ التَّأْخِيْرِ فَيَمْتَنِعُ لاسْتِحَالَةِ تَأْخِيْرِ الْجُمْعَةِ [موهبة ذي الفضل 3/174]
“Dalam perjalanan yang diperbolehkan berbuka puasa, diperbolehkan juga menjama’ antara Dhuhur dan Ashar. Kalimat “Dhuhur dan Ashar” yakni shalat Jum’at seperti shalat Dhuhur, juga boleh dijama’ taqdim, seperti ketika ia mukim di daerah yang didirikan shalat Jum’at yang diperbolehkan untuk tarakhkhus (menggunakan keringanan
hukum), maka ia boleh melakukan shalat Jum’at lalu shalat Ashar (menjama’ taqdim). Adapun menjama’ ta’khir tidak diperkenankan karena tidak dimungkinkannya mengakhir- kan shalat Jum’at pada waktu Ashar.” (Muhibah Dzi al Fadl III/174).
(وَ) حَرُمَ عَلَى مَنْ تَلْزَمُهُ الْجُمْعَةُ وَإِنْ لَمْ تَنْعَقِدْ بِهِ (سَفَرٌ) تَفُوْتُ بِهِ الْجُمْعَةُ كَأَنْ ظَنَّ أَنَّهُ لاَ يُدْرِكُهَا فِيْ طَرِيْقِهِ أَوْ مَقْصَدِهِ وَلَوْ كَانَ السَّفَرُ طَاعَةً مَنْدُوْبًا أَوْ وَاجِبًا (بَعْدَ فَجْرِهَا) أَيْ فَجْرِ يَوْمِ الْجُمْعَةِ [هامش إعانة الطالبين 2/96].
“Haram bagi orang yang berkewajiban shalat Jum’at sekalipun tidak menjadikan sahnya, bepergian yang dapat meluputkan shalat Jum’at -- misalnya ia memperkirakan tidak akan dapat mengejar shalat Jum’at dalam perjalanan
atau di tempat tujuan, meskipun bepergiannya itu bepergian taat, baik sunat ataupun wajib -- setelah terbit fajar hari Jum’at. “ (I’anah al-Thalibin II/96).
0 comments:
Post a Comment