Sudahkah kita membalas cinta Rasulullah?

IMG_0871 Kisah ini mungkin sudah dibaca berulang kali, sudah diperdengarkan dan ditulis beribu kali... Sekali lagi aku mohon, bacalah lagi, dengarlah lagi dengan penuh penghayatan ...
Wahai sahabat... Ini adalah sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya.
Biarpun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, kekasih Allah, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbahnya..

"Wahai Manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kataku dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini."

"Wahai manusia, sebagaimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti siapa pun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh karena itu segala urusan yang melibatkan riba diakhiri mulai sekarang."

"Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dan dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti nya dalam perkara-perkara kecil."

"Wahai manusia..........sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu ,mereka juga mempunyai hak atas diri kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka kepadamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik, berlemah-lembutlah terhadap mereka karena sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina."

"Wahai manusia , dengarlah bersungguh-sungguh kata-kata ku ini, Sembahlah Allah, Dirikanlah solat lima kali sehari, Berpuasalah di Bulam Ramadan dan Tunaikanlah Zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat Haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah bersaudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh."

"Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku."

"Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang sesudahku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh karena itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan pahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang apabila kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Quran dan Sunnahku."

"Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dari ku. Saksikanlah Ya Allah bahwasanya telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hamba mu."

Khutbah singkat disampaikan oleh Rasullah s.a.w pada tgl 9  Dzulhijjah Tahun 10 Hijrah di Lembah Uranah, Gunung Arafah. Khutbah itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.


“Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap memegang Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi.

“Khabarkan kepadaku? bagaimana nasib umatku kelak”

“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii, ummatii, ummatiii?” –

“Umatku, umatku, umatku”

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Apakah kita sudah membalas cintanya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Sungguh, betapa baginda cinta dan kasih kepada ummatnya, namun bagaimanakah kita? Sebesar apa cinta kita kepada beliau Dia yang tidak pernah bertemu dengan kita, merindui kita sejak dulu.. Kita bagaimana?
Selawat dan salam buat nabi junjungan, berikanlah kami syafaat, terimalah kami sebagai ummatmu..

[+/-] Selengkapnya...

Sholawat Syajarotun Nuqud (Pohon Uang)

Anda ingin mempunyai pohon uang di depan rumah ? Kalau ingin ................... jangan tinggalkan baca Sholawat ini 400 kali sehabis sholat Isya' secara rutin

Fainsya Allah rizqi lancar . Amiin.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

"Allahumma sholli  'alaa sayyidinaa Muhammadin wa'alaa aali sayyidina Muhammad"

Artinya : Ya Allah limpahkanlah rahmat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad serta kepada keluarganya'

Sholawat ini diijazahkan oleh As Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim dari Parung Bogor, Jawa Barat.

Untuk lebih memahami kaifiyahnya simak video berikut




[+/-] Selengkapnya...

Sholawat Pembuka Pintu Ilmu

 

pembuka pintu ilmu

"Allahumma sholli wasallim 'alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan tukhrijunii bihaa min zhulumaatil wahmi, watukrimunii binuuril fahmi, watuwadhdhihu lii maa isykila hattaa yufhama innaka ta'lamu walaa a'lamu waanta 'allaamul ghuyuubi".

Artinya :

Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang dengan sholawat tsb. Engkau keluarkan aku dari kegelapan ragu-ragu dan berikanlah aku dengan sinar kefahaman dan karuniakan kejelasan kepadaku segala apa-apa yang aku merasa sukar/sulit, sehingga dapat dimengerti/difahami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau mengetahui sesuatu yang gaib.

Fadhilah dan manfaatnya Sholawat ini :

Barang siapa yang memperbanyak membaca Sholawat tersebut terutama sekali bagi siswa siswi atau mahasiswa ataupun siapa saja yang sedang menuntut ilmu, maka insya Allah akan dibuka pintu kecerdasan , kefahaman sehingga mudah mengerti terhadap ilmu yang dipelajari.

[+/-] Selengkapnya...

Shalawat , ekspresi cinta

K11  Shalat dan sholawat terjemahan harfiahnya sebenarnya sama yaitu doa, tetapi shalat dalam arti ritual ibadah (shalat maghrib misalnya) adalah ritual ibadah yang terdiri dari gerak, bacaan dan doa. Sedangkan shalawat Nabi adalah doa yang secara khusus diperuntukkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan keluarganya.

Mengapa Nabi Muhammad yang sudah dibebaskan dari dosa (ma`shum) masih harus didoakan segala oleh kita, bukankah itu sudah tidak perlu ? Konsep sholawat adalah konsep syafa`at. Dalam teologi Islam dikatakan bahwa Nabi Muhammad memiliki “otoritas” syafa`at, yakni perlindungan kepada ummatnya kelak nanti di hari kiamat, ketika tidak ada lagi yang bisa memberikan perlindungan.

Orang yang berpeluang memperoleh syafa’at Nabi adalah orang yang mencintainya. Wujud dari cinta Rasul dibuktikan dengan membaca salawat itu. Nabi sendiri secara konsepsional sudah tidak memerlukan doa dari ummatnya, jadi sholawat itu bukan untuk kepentingan Nabi, tetapi kepentingan kita. Jika Nabi diibaratkan sebuah gelas, ia sudah penuh dengan air putih bersih, nah orang yang membaca shalawat Nabi ibarat menambahkan air ke dalam gelas yang sudah penuh itu dengan harapan memperoleh luberannya, yakni luberan syafa`atnya. Jangankan kita manusia, menurut al Qur’an, Allah dan malaikatpun membaca salawat kepada Nabi sehingga orang beriman juga diperintahkan untuk bersalawat dan salam kepadanya; Innalloha wa mala’ikatahu yushalluna `alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shallu `alaihi wa sallimu taslima (Q/33:56).

Pembacaan sholawat Nabi sebagai ekpressi cinta kepada Rasul kemudian melahirkan kreatifitas seni. Bukan saja dalam teks-teks doa shalawat dibaca, tetapi juga dalam nasyid, dalam syair, dalam lagu. Dalam teks doa, banyak sekali format sholawat dibuat, misalnya ada sholawat nariyah, sholawat Munjiyat, sholawat Fatih, sholawat syifa' dan lain-lain.

Dalam seni ada sebuah karya epik sejarah Nabi , terkenal dengan Barzanji atau orang Betawi menyebutnya Rawi.. Di dalam kitab Barzanzi, riwayat Nabi dikisahkan dalam kalimat yang sangat indah, enak dibaca dan enak di dengar. Demikian juga kasidah Barzanji yang berisi sholawat dan pujian kepada Nabi disusun dalam karya seni yang sangat tinggi kualitasnya.

Buku kasidah Barzanji atau Rawi adalah karya seni yang terbanyak pembacanya dan karya seni yang tidak pernah basi hingga hari ini, hingga pada segmen masyarakat tertentu, kitab Barzanji bagaikan kitab suci kedua… Barzanji dibaca oleh bangsa-bangsa muslim di Asia dan Afrika, ritmenya bisa didendangkan dengan berbagai lagu. Mari bersalawat dan bersalam kepada Nabi ;

Ya Nabi salam `alaika –ya Rasul salam `alaika –
ya habib salam `alaika—shalawaatulllah `alaikaaaaaa……….

[+/-] Selengkapnya...

Khasiat dan fadhilah Sholawat

D6

Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang pantas berada di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang memperbanyak sholawat atasku.” (HR. Tirmidzi)

Shalowat yang berasal dari kata al-Shalah, secara etimologi mempunyai arti yaitu do’a dan rahmat. Secara lebih khusus, sholawat mempunyai makna rahmat Allah Swt yang disertai pemuliaan-Nya atas Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian jumhur mentafsirkan bahwa sholawat berarti rahmat yang datang dari Allah Swt, dan pengampunan dosa dari malaikat, serta tunduk dan do’a dari selain keduanya seperti manusia, hewan, hingga benda mati.

Hadist yang tesebut di atas, mengingatkan kita akan urgensi dan keutamaan sholawat atas Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita tunduk dan memuliakan junjungan nabi kita Muhammad SAW atas apa yang telah beliau lakukan untuk umatnya semasa hidup. Sholawat atas beliau adalah satu dari sekian banyak wasilah atau cara untuk memuliakan beliau. Jangankan kita manusia yang notabene adalah umat beliau, Allah Swt dan malaikat-Nya pun juga bersholawat kepada beliau. Allah Swt befirman dalam al-Qur’an yang bunyinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat atas nabi. Hai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu atas nabi dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al – Ahzab : 56)

Allah Swt dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah-Nya, dan menjadikannya rahmatan lil ‘alamien, serta pembawa berita gembira bagi orang-orang mu’min, dan pemberi syafa’at bagi umat pilihannya. Maka, sudah menjadi kewajiban seorang muslim dan seluruh umat Nabi Muhammad SAW untuk bersholawat atasnya sebagai bentuk rasa tunduk dan penghormatan kepada beliau.

Orang yang selalu bershalawat atas Nabi Muhammad SAW akan merasakan fadhilah dan keutamaan dari shalawat tersebut. Ada beberapa hadist yang menjelaskan khasiat dan fadhilah serta keutamaan dari sholawat, satu diantaranya berbunyi “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga). Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa'atku." (HR. Thabarani)

Namun, barangsiapa yang melalaikan dan enggan untuk bersholawat atas Nabi Muhammad SAW, maka ia juga akan merasakan akibat dan dampak dari kelalaiannya itu. Rasulullah SAW bersabda “Termasuk orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut ia tidak bersholawat atasku.” (HR. Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad SAW :

  1. Siapa yang bersholawat atas diriku satu kali maka Allah SWT akan bershalawat atas dirinya 10 kali.
  2. Siapa yang bersholawat atas diriku 1000 kali maka dia tidak mati sehingga diberi kabar dengan surga.
  3. Sesungguhnya orang yang paling utama di sisiku pada hari kiamat nanti, adalah orang yang paling banyak membaca shalawat atas diriku.
  4. Siapa membaca shalawat atas diriku setiap jum'at 40 kali, maka Allah menghapuskan seluruh dosa-dosanya.
  5. Siapa yang bershalawat atas diriku dalam sehari 100 kali, maka Allah memenuhi baginya seratus kebutuhan, yang 70 di antaranya untuk akheratnya dan 30 di antaranya dunianya.

begitu besarnya fadilah membaca shlawat maka rugilah orang yang tidak membaca shalawat

Setelah membaca risalah tingkat ini yang saya tukil (ambil) dari kitab Al A'malul Kubro semoga kita bertambah kuat iman kitab kepada Allah dan Rasunya dan bertambah pula kecintaan kita mendapat rahmat Allah dan Syafaat dari Rasulnya yang mulia di akherat kelak.

Amin.........

Ada satu riwayat ... salah seorang pendurhaka dari Bani Israil mati. Mayatnya dilempar oleh masyarakat karena sangat durhakanya. Tiba-tiba Alloh menurunkan wahyu kepada Nabi Musa as., “Mandikanlah dan sholatkanlah mayat itu karena Aku telah mengampuninya”. Nabi Musa heran dan bertanya, “Ya Alloh, apa sebabnya dia mendapat ampunanMu?” JawabNya, “Suatu hari ketika membaca Taurat dia mendapati nama Muhammad, lalu ia membaca sholawat untuknya, maka dia diampuni”. Dari sini Abul Hasan Al Bakri berkata, “Hendaknya seseorang jangan kurang membaca sholawat tiap hari 500 kali walau dalam bentuk bahasa yang sesingkat-singkatnya”. Abu Tholib Al Makki berkata, “Jangan kurang dari 300 kali membaca sholawat tiap hari”.

Inilah sebagian fadhilah bagi orang-orang yang sering bersholawat atas Nabi Muhammad SAW dan celaan bagi yang melalaikannya.

[+/-] Selengkapnya...

Khasiat , berkah dan fadhilah Sholawat Nariyah

CL0043 Kali ini aku ingin berbagi tentang sebuah doa yang sangat terkenal di kalangan kaum nahdliyin . Namun begitu, tidak ada salahnya bagi anda yang mempunyai faham lain untuk mengamalkannya. Saya yakin anda akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa dalam hidup anda karena ridho Allah swt…Amiien.

Beberapa fadhilah dan khasiat dari sholawat nariyah antara lain :

Jika mendapat kesusahan karena kehilangan barang, hendaknya membaca sholawat ini sebanyak 4444 kali. Insya Allah barang yang hilang tersebut akan cepat kembali. Jika barang tersebut dicuri orang dan tidak dikembalikan, maka pencuri tersebut akan mengalami musibah dengan kehendak Allah swt. Setelah membaca sholawat ini hendaknya membaca do’a sebagai berikut (boleh dibaca dengan bahasa Indonesia): “ Ya Allah, dengan berkah Sholawat Nariyah ini, saya mohon Engkau kembalikan barang saya”. Doa ini dibaca 11 kali dengan hati yang penuh harap dan sungguh-sungguh.
Untuk melancarkan rezeki, memudahkan tercapainya hajat yang besar, menjauhkan dari gangguan jahat, baca sholawat ini sebanyak 444 kali, boleh dibaca sendiri atau berjamaah.
Untuk menghilangkan segala macam kesusahan, memudahkan pekerjaan, menerangkan hati, meluhurkan pangkat, memperbaiki budi pekerti, menghindarkan malapetaka dan perbuatan buruk, baca sholawat ini sebanyak 40 kali setiap hari.
Jika dibaca 21 kali setelah shalat maghrib dan subuh akan terjaga dari musibah dan malapetaka apapun.
Jika dibaca 11 kali setiap selesai sholat 5 waktu (Shalat Wajib) akan terjaga dari bala’ ( kerusakan) lahir batin.
Syeih Sanusi berkata: “ Barangsiapa secara rutin membaca shalawat ini setiap hari sebanyak 11 kali maka Allah swt akan menurunkan rezekinya dari langit dan mengeluarkannya dari bumi serta mengikutinya dari belakang meski tidak dikehendakinya”


berikut adalah bacaan doa sholawat nariyah :


Nariyah

Allohumma sholli sholatan kamilah.
Wasallim salaman taamman ‘ala syayidina muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqod.
Watanfariju bihil kurob
Watuqdo bihil hawaij
Watunalu bihir Roghoib
Wahusnul howatimi
Wayustaskhol gomaamu biwajhihil karim
Wa’ala alihi washohbihi fi kulli lamhatin Wanafasin bi’adadi kulli ma’lumin lak

Artinya:


Ya Alloh, Limpahkanlah Rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad yang dapat melepas beberapa kerepotan atau ikatan, menghilangkan beberapa kesusahan, mendatangkan beberapa hajat, mendapatkan beberapa hajat atau keinginan, mendapatkan beberapa kesenangan, diberikan khusnul khotimah dan curahan rahmat sebab wajah mulia pada tiap saat dan nafas sebanyak yang Engkau ketahui, dengan kerahmatanMU wahai Dzat yang paling belas kasih.
Kalau anda berniat mengamalkan doa tersebut diatas usahakan agar anda membacanya dengan ikhlash dan hanya mengaharapkan ridho Allah SWT'

[+/-] Selengkapnya...

Kisah nenek pegambil daun

md-rasoolullah-zakh_copy Dikisahkan dulu ada seorang nenek di kota Madura, pekerjaannya penjual bunga cempaka di pasar. Suatu hari usai jualan ia pergi ke Masjid Agung di kota itu dengan berjalan kaki yang lumayan jauh. Ia berwudlu, masuk masjid dan melaukan shalat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembarpun terlewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura disiang hari itu sangat menyengat. Keringatpun membasahi tubuhnya. Banyak pengunjung masjid melihat kelakuan nenek itu jatuh iba. Pada suatu hari takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan di halaman masjid itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu , ia datang langsung masuk masjid. Usai shalat, ketika ia akan melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satupun daun terserak di situ. Ia kembali  lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya.Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku,"kata nenek itu,"Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya,"

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasanya. Seorang kiai yang terhormat dimohon untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menceritakan sebabnya dengan dua syarat : pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya, "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya lakukan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil daun, saya ucapkan satu sholawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjeput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan sholawat kepadanya."

Kisah ini, diceritakan dari Kyai Madura, D Zawawi Imron, yang membuat bulu kuduk merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan  cinta Rasul dalam bentuk yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati kehinaan diri, kebodohan dan keterbatasan amal di hadapan Allah SWT. Lebih dari itu ia memiliki kesadaran spiritual yang luhur. Ia tidak mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat bagi semua alam selain Rasulullah saw ?

[+/-] Selengkapnya...

Category: 0 comments