Monday, September 6, 2010

Berpuasa melakukan hubungan suami isri

BERPUASA MELAKUKAN HUBUNGAN SUAMI ISTRI ( SENGGAMA )

Bagaimana hukum orang sedang berpuasa melakukan senggama pada siang hari di bulan Ramadlan ?

Hukumnya berdosa dan puasanya batal serta wajib membayar kafarat bagi wathi’, penyenggama.

وَمَنْ وَطِئَ فِيْ نَهَارِ رَمَضَانَ …فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ (قَوْلُهُ فَعَلَيْهِ) أَيْ فَوْرًا أَخْذًا مِنَ التَّعْبِيْرِ بِالْفَاءِ الَّتِيْ لِلتَّعْقِيْبِ وَالضَّمِيْرُ رَاجِعٌ لِمَنْ وَطِئَ فَالْواَطِئُ عَلَيْهِ الْقَضَاءُ وَالْكَفَّارَةُ وَالتَّعْزِيْرُ كَمَا نَصَّ عَلَيْهِ اْلإِمَامُ الشَّافِعِيُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ وَأَمَّا الْمَوْطُوْءُ وَلَوْ ذَكَرًا فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ وَالتَّعْزِيْرُ دُوْنَ الْكَفَّارَةِ لأَنَّ اِفْسَادَ صَوْمِهِ فِي الْحَقِيْقَةِ بِغَيْرِ الْوَطْءِ فَإِنَّهُ يَفْسُدُ صَوْمُهُ بِدُخُوْلِ شَيْءٍ مِنَ الْحَشَفَةِ فَرْجَهُ قَبْلَ تَحَقُّقِ الْوَطْءِ بِدُخُوْلِ جَمِيْعِهَا فِيْهِ [الباجوري 1/297].

“Bagi seseorang yang bersenggama pada siang hari Ramadlan wajib mengqadla puasanya. Kalimat ‘wajib mengqadla’ yakni sesegera mungkin, diambil dari ibarat fa’ yang berfaedah ta’qib -- terjadinya sesuatu setelah fa’ usai sesuatu sebelum fa’ tanpa tunda. Dlomir hi kembali pada wathi’ (penyenggama) walaupun laki-laki wajib baginya qadla dan ta’zir sebagaimana yang telah diterangkan oleh Imam Syafi’i dan ini pendapat mu’tamad. Adapun mauthu’ (yang disenggama) walaupun laki-laki wajib baginya qadla dan ta’zir tanpa membayar kafarat, karena batalnya puasa tersebut pada hakikatnya bukan disebabkan senggama tapi lebih disebabkan oleh masuknya hasyafah ke dalam vagina sebelum nyata-nyata senggama terjadi dengan masuk seluruhnya”. (Al-Bajuri I/297).

 

Masalah terkait :

No comments:

Post a Comment