Belahan Jiwa Rasulullah SAW

 

Sabda Rasulullah saw :
“Fathimah (Putri Rasul saw) Belahan jiwaku, membuatku marah apa apa yg membuatnya marah” (Shahih Bukhari)
Kita mengenal satu sosok manusia yang sangat dicintai oleh Rasulullah saw, manusia yang paling disayang Rasulullah. Siapa? Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Ini haditsnya baru kita baca. “Fatimah badh’atun minniy..” Putriku Fatimah itu belahan dari tubuhku. Tapi Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari lebih menekankan kepada belahan jiwaku. Maksudnya yang paling kucintai. “..aghdhabaniy man aghdhabaha” siapapun yang membuatnya marah akan membuatku marah.
Kalimatnya sangat singkat, tapi kalau kita perdalam maknanya Rasulullah itu tidak pernah marah untuk dirinya. Rasulullah itu marah hanya karena Allah saja semata. Kalau sudah urusan haknya Allah, baru Rasul saw marah. Berarti orang yang menyinggung perasaan Sayyidatuna Fatimah Azzahra berurusan dengan kemurkaan Allah. “..faman aghdhabaha aghdhabaniy” yang membuatnya marah akan membuatku marah. Ini adalah satu isyarat daripada hadits Nabi saw, betapa cinta Allah kepada Sayyidatuna Fatimah Azzahra, sehingga Rasul murka dengan orang yang membuat Sayyidatuna Fatimah Azzahra marah.
Ketika Sayyidina Ali bin Abi Tholib kw mengirimkan istrinya yaitu Sayyidatuna Fatimah Azzahra, karena tidak tega melihat Sayyidatuna Fatimah tangannya ini luka – luka karena menumbuk padi sendiri, menumbuk gandum sendiri untuk makanan anak – anaknya Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. Tangan yang demikian lembut mulai tergores – gores dan berdarah.
Sayyidina Ali bin Abi Tholib tidak tega, kalau begitu coba minta pada Rasulullah khadim. “Banyak koq yang mau berkhadim kepada kita”, kata Sayyidina Ali bin Abi Tholib. Sayyidatuna Fatimah datang kepada Rasul saw. Rasulullah berdiri, di sini dalil. Diriwayatkan didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa Rasul itu berdiri untuk menyambut Sayyidatuna Fatimah Azzahra, teriwayatkan dalam banyak hadits shahih. Ini dalil berdirinya kita untuk orang yang kita cintai. Rasulullah datang, Sayyidatuna Fatimah berdiri.
Sayyidatuna Fatimah meminta khadim (pembantu) kepada Ayahnya. Ayahnya berkata “ya Fatimah, kuajarkan kau bacaan dan itu lebih baik daripada pembantu”, Sayyidatuna Fatimah berkata “koq bacaan wahai Ayah?”, Rasul berkata “sebelum kau tidur baca Subhanallah 33X, Alhamdulillah 33X, Allahu Akbar 33X dan akhiri dengan Lailahailallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiitu wa huwa a’laa kulli syaiin qadir, lalu tidurlah. Kau bangun pasti akan lebih segar tubuhmu” (Shahih Bukhari),
Sekilas kita mengatakan bahwa ini adalah perbuatan yang sedikit kejam. Orang minta pembantu malah diberi dzikir, tetapi hadirin ini mujarab. Kalian pulang dari sini boleh coba, tubuh yang sedang lelah dan lesu, coba sebelum tidur membaca Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, masing – masing 33X dan akhiri dengan Lailahailallah wahdahu laa syarikalah.., lalu tidur dan lihat bangunmu tidak sama dengan bangun yang tanpa dzikir. Ada 1 kenasaban, ada rahasia kekuatan Illahiyah masuk kedalam sel – sel tubuhmu.
Demikian Sang Nabi saw mengajari untuk Sayyidatuna Fatimah Azzahra. Wasiat beliau saw kepada putrinya dan Rasul saw tidak memberikan khadim (pembantu). Kejam sekali Rasul yang mempunyai banyak khadim. Sahabat diberi khadim 5, yang ini dikasih khadim 10.
Sementara putrinya tidak diberi khadim. Kenapa? karena makanan yang dibuat dengan tangan ibunya sendiri lebih berkah daripada makanan yang dibuat tangan pembantu. Kalau anak makanannya dari tangan ibunya jauh lebih berhak dan lebih berkah daripada anak yang diberi makan dari tangan pembantunya. Dari kasih sayangnya, dari dzikirnya, apalagi Sang Ibu ini Sayyidatuna Fatimah Azzahra radiyallahu anha. Rasul tidak mau makanan Sayyidina Hasan wal Husein dicampuri tangan pembantu.
Cukup tangan ibunya Sayyidatuna Fatimah Azzahra karena Rasulullah tahu dari keturunan Sayyidina Hasan wal Husein akan muncul puluhan ribu wali Allah yang akan mengislamkan Barat dan Timur. Ibunda dari semua Habaib yang ada di permukaan bumi. Maka Rasul tidak mau ada tangan pembantu ikut makan daripada makanan Sayyidina Hasan wal Husein radiyallahu anhum. Demikian hadirin – hadirat, indahnya tarbiyah Sang Nabi saw.


Sumber : Habib Munzir Al Musawwa at http://majelisrasulullah.org

[+/-] Selengkapnya...

Do'a setiap malam Jum'at

 

Syaikh Husain Muhammad Syaddad Ba’Umar menulis dalam kitabnya Kaifiyat al-Wushul Liru’yat Sayyidina al-Rasul Muhammad saw:

Sayyid Ahmad Dahlan, seorang mufti Makkah al-Mukarramah berkata di dalam majmu’-nya yang terkumpul di dalamnya sejumlah shalawat atas Nabi saw.: ”Sesungguhnya salah satu bacaan utama yang banyak diucapkan oleh orang-orang bijak adalah bacaan (di bawah) yang barang siapa membacanya terus menerus pada malam jum’at sekalipun sekali, niscaya akan tersingkap baginya ruh yang menyerupai ruh Nabi saw. ketika dia akan meninggal dan masuk ke dalam kubur, sehingga dia melihat bahwa Nabi saw. menguburkannya.”

Dia juga berkata: “Sebagian orang bijak berkata: ‘Bagi siapa yang membacanya terus menerus bacaan itu, hendaklah membacanya pada setiap malam sepuluh kali dan pada malam jum’at sebanyak seratus kali, sehingga dia memperoleh karunia yang besar dan kebaikan yang melimpah dengan kehendak Allah Ta’ala.”

Adapun bacaan itu adalah:

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Nabi yang ummi, kekasih yang luhur, takaran yang besar dan yang mulia, dan juga kepada keluarga serta sahabatnya.”

Syaikh Ash-Shami dan Syaikh Al-Amir juga mengutip ucapan seperti itu dari imam As-Suyuti. (Sa’adat ad-Darain).

Aku katakan bahwa cara ini pernah dicoba, alhamdulillah, dan aku katakan pula bahwa cara ini juga disebutkan oleh Habib Hasan Muhammad Fad’aq di dalam kitab al-Fawa’id al-Hisan (hlm. 26). Maka dia akan bermimpi bertemu dengannya.

Sumber : http://rindurasulku.blogspot.com/

[+/-] Selengkapnya...

Category: 0 comments

Rasulullah SAW Selalu Tepat Waktu

image

Oleh: Faza Abdu Robbih


Suatu ketika Abdullah bin Mas'ud  bertanya pada Rasulullah SAW: " Wahai Rasulullah pekerjaan apakah yang paling Allah cintai?", Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau menjawab: "Taat pada orang tua". Ia bertanya: "Lalu apalagi Ya Rasul?", Beliau  menjawab: "Jihad di jalan Allah."
Hadis di atas diriwayatkan lebih dari satu imam, sebut saja Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ahmad, Dârul Quthni dan yang lainnya.
Hadis ini cukup menarik perhatian kita, selain perawinya yang banyak, kandungan hadis di atas pun layak untuk dicermati. Mengapa shalat tepat pada waktunya dapat menempati rating teratas dari sekian banyak pekerjaan yang sangat Allah cintai, ternyata ia dapat "menyisihkan" ketaatan pada orang tua dan jihad di jalan Allah.
Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perintah untuk taat pada orang tua adalah perintah yang sangat urgent, terbukti hampir dalam setiap larangan menyekutukan Tuhan (syirik) selalu disandingkan dengan perintah untuk menaati orang tua. Belum lagi dengan Jihad. Ternyata shalat pada waktunya dapat mengungguli sebuah amalan yang balasannya sudah dijanjikan Allah berupa surga dan  selalu menjadi idaman seluruh Muslim.
Menurut Prof Dr Musthafa 'Imarah, Dosen Hadis dan Ilmu Hadis Fakultas Ushuludin Univeristas Al-Azhar, Kairo, Rasulullah SAW memang tidak hanya sekali ditanya tentang pekerjaan yang paling dicintai Allah, jawaban Beliau pun variatif disesuaikan dengan orang yang bertanya dan kondisi saat itu. Walau demikian, hadis shalat pada awal waktu adalah hadis terbanyak yang terdapat dalam kitab-kitab hadis dibanding dengan hadis-hadis lain.
Kenyataan ini cukup menarik hingga Ibnu Hajar dalam "Fathul Bari" nya menukil perkataan Ibnu Bazizah bahwa jihad memang didahulukan dibanding pekerjaan fisik yang lain karena ia merupakan pekerjaan yang berat, akan tetapi kesabaran untuk menjaga shalat dan melaksanakannya tepat waktu adalah pekerjaan yang terus dilakukan secara berulang-ulang hingga hanya orang yang benar-benar bertakwalah yang dapat terus menjaganya.
Dr Abdul Fattah Abu Ghuddah menyimpulkan bahwa dalam hadis tersebutlah terdapat kunci kesuksesan Umat Islam, yaitu  dengan memanfaatkan waktu. Ia berargumen karena shalat termasuk ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Jika seorang Muslim melaksan kannya tepat waktu, dan juga selalu memperhatikan setiap pekerjaan pada waktunya maka hal itu akan membuat semuanya dapat terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya karena ia sudah menjadi sebuah kebiasaan dan watak dalam prilaku dan kehidupan soerang Muslim. Dari sinilah terlihat jelas rahasia mengapa syariat mengistimewakan ibadah shalat dibanding seluruh ibadah lain.
Selain shalat sebenarnya syariat pun telah menggambarkan beberapa pekerjaan yang harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seperti haji, zakat (baik zakat fitr atau zakat mâl), puasa, berkurban, memberi nafkah, hutang, gadai, bertamu, haid, nifas dan lain-lain. Dari sini Islam ingin mengisyaratkan akan pentingnya penentuan waktu dan banyaknya kemaslahatan dan manfaat  yang ada didalamnya.
Mudah-mudahan kita selalu dijadikan orang-orang yang selalu menjaga shalat dan menjadi hamba yang on time. Allahu wa Rasuluhu a'lam.
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ushuludin Universitas Al-Azhar Kairo

Sumber : http://www.republika.co.id/

[+/-] Selengkapnya...

Kemuliaan Sholawat

Oleh : Alhabib Hasan bin Abdurrahman bin Zain Aljufri

(Disampaikan dalam majlis pembacaan kitab maulid Simthud Durrar di Sendang Indah – Semarang tanggal 11 Maret 2009)

Mari kita bersyukur kepada Allah Swt karena sudah dikumpulkan oleh Allah Swt di sini. Di tempat ini kita mengingat Allah Swt, mengingat Nabi Muhammad Saw dan mengingat orang-orang yang mencintai Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw. Semoga di akhirat nanti kita juga dikumpulkan bersama-sama Rasulullah Muhammad Saw. Amin.

Kita bermodalkan mencintai Rasulullah Muhammad Saw. Dikisahkan ketika pada suatu hari rombongan Rasulullah Muhammad Saw sedang berjalan menuju ke suatu tempat dihentikan oleh seseorang sahabat dan beliau bertanya kapan hari kiamat akan tiba. Rasulullah Muhammad Saw balik bertanya kepadanya apakah yang sudah dia siapkan sehingga dia tanya kapan hari kiamat akan tiba? Sahabat tersebut menjawab dia tidak mempersiapkan apa-apa karena dia sadar bahwa ibadahnya hanya sedikit, dia hanya yakin bahwa dia mencintai Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw. Rasulullah Muhammad Saw menjawab bahwa sahabat itu akan bersama yang dicintainya nanti di hari kiamat.

Sahabat-sahabat yang lain yang bersama Rasulullah Muhammad Saw bahagia sekali mendengar kabar tersebut seakan-akan tidak ada kabar bahagia selain ini, sebab mereka tahu bahwa ibadah mereka tidak mungkin sekhusyuk Rasulullah Muhammad Saw, tidak mungkin seikhlas Rasulullah Muhammad Saw, tidak mungkin sesempurna Rasulullah Muhammad Saw…mereka hanya mencintai Allah Swt dan Rasulullah Muhammad Saw. Mereka bahagia bahwa dikatakan mereka akan bersama yang mereka cintai.

Dikatakan bahwa barang siapa mendatangi suatu tempat di mana tempat itu dibacakan maulid (sejarah Rasulullah Muhammad Saw), maka dia sebenarnya sedang mendatangi ridho Allah Swt. Kenapa? Karena kita datang dengan berniatkan mencintai Rasulullah Muhammad Saw yang mana niat ini akan membawa kita melakukan hal-hal yang cintai oleh Rasulullah Muhammad Saw. Bukankah orang yang mencintai sesuatu akan melakukan hal-hal yang disukai oleh yang kita cintai?

Barang siapa dengan tulus mencintai Rasulullah Muhammad Saw maka Rasulullah Muhammad Saw akan mencintainya. Salah satu bukti kecintaan kita kepada Rasulullah Muhammad Saw adalah dengan bersholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw.

Nabi Adam As dahulu kesepian ketika berada di surga, oleh Allah Swt diciptakanlah ibu Hawa. Sudah sifat kita tertarik kepada sesuatu yang indah-indah, begitu juga Nabi Adam As yang tertarik kepada ibu Hawa. Ketika Nabi Adam As bertanya kepada Allah Swt bahwa Nabi Adam As menginginkan ibu Hawa, maka Allah Swt melarang Nabi Adam As mendekati ibu Hawa sebelum memberikan mahar. Lihatlah di surga yang semua keinginan kita tinggal meminta pada Allah Swt langsung dikabulkan saja Nabi Adam As masih disuruh memberikan mahar untuk ibu Hawa! Nabi Adam As bertanya apa maharnya ya Allah? Dijawab oleh Allah Swt bahwa mahar yang harus diberikan adalah sholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw. Kemudian Allah Swt menjelaskan kepada Nabi Adam As siapa Rasulullah Muhammad Saw yang di akhirat dikenal dengan nama Ahmad sebenarnya.

Lihat ini bukti bahwa betapa mulianya sholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw itu! Sholawat bermanfaat untuk banyak hal dunia dan akhirat. Alhabib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi (penulis kitab Simthud Durrar) berkata bahwa ketika beliau sumpek maka beliau membaca sholawat kepada Rasulullah Muhammad Saw.

Sumber : http://pondokhabib.wordpress.com/

[+/-] Selengkapnya...

Maulid

Pada zaman dahulu di Mesir terdapat seorang lelaki yang setiap tahun selalu merayakan maulid baginda nabi Muhammad SAW. Dia memiliki tetangga penganut yahudi. Suatu hari dengan sinis istri Yahudi itu bertanya kepada suaminya, "Apa sih yang dilakukan oleh tetangga muslim kita? Mengapa setiap tahun dia selalu mengeluarkan banyak uang di bulan ini (maksudnya, Rabi'ul Awwal)?"

Suaminya menjawab, "Menurutnya, Nabinya lahir di bulan ini. Dia melakukan itu karena merasa gembira dengan kelahirannya dan ingin memuliakannya."

Suatu malam istri Yahudi itu bermimpi melihat seorang lelaki yang tampan dan berwibawa. Wajahnya menggambarkan kemuliaan dan kedamaian. Masih dalam mimpinya, istri Yahudi melihat lelaki itu masuk ke rumah tetangganya yang muslim. Dia pun ikut masuk. Di dalam rumah itu tampak para sahabat berkumpul. Mereka semuanya sedang memuliakan lelaki tadi. Merasa penasaran si istri bertanya kepada salah satu sahabat," Siapakah lelaki berwajah tampan itu?"

Sahabat menjawab, "Dia adalah Muhammad, utusan Allah. Beliau datang ke rumah ini untuk memberi salam kepada penghuninya sekaligus mengunjungi mereka karena kecintaan mereka kepadanya."
Istri Yahudi bertanya lagi, "Apakah dia tidak keberatan jika aku berbicara dengannya?"
Sahabat menjawab, "Ya." Wanita itu mendekati Rasulullah SAW dan menyapanya, "Wahai Muhammad." Dengan santun beliau menjawab, "Labbaiki (aku penuhi panggilanmu)."
Wanita itu merasa heran atas jawabannya dan bertanya, "Mengapa engkau menjawab seperti itu padahal aku bukan pengikutmu bahkan termasuk musuhmu?"
Nabi menjawab, "Demi Allah yang telah mengutusku membawa kebenaran, aku tidak akan menjawab panggilanmu kecuali aku tahu bahwa Allah telah memberi hidayah kepadamu."
Istri Yahudi berkata, "Sungguh engkau nabi yang mulia, engkau memiliki akhlak yang agung. Sungguh celaka orang yang melanggar perintahmu dan sungguh rugi orang yang tidak mengetahui kedudukanmu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Wanita Yahudi itu telah bersyahadat dalam mimpinya.
Ketika pagi tiba ia menyedekahkan harta yang ia miliki dan merayakan perayaan maulid nabi Muhammad SAW sebagai wujud rasa gembira atas keislamannya dan wujud syukur atas apa yang ia lihat dalam mimpinya.
Pada saat yang sama dia melihat suaminya turut dalam perayaan maulid, suaminya terlihat sungguh-sungguh. Dengan terheran-heran istrinya berkata kepada suaminya, "Aku tidak pernah memberitahumu tentang hal (baik) ini."
Suaminya menjawab, "Aku melakukan ini karena engkau sudah masuk Islam melalui nabi semalam." Istrinya bertanya lagi, "Siapa yang memberitahu mengenai rahasia ini?" Suaminya menjawab bahwa ia juga telah masuk islam di depan nabi setelah istrinya. Wallahu a'lam bish Shawab.

Sumber : Maulid Syaraful Anam

[+/-] Selengkapnya...

Category: 0 comments

10 Wasiat Rasulullah SAW untuk Mengusir Bisikan Setan, Jin dan Manusia

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada beliau baginda Nabi Muhammad SWA dan para ahlinya, Inilah 10 wasiat beliau :

  1. Jika dia membisikkan: “Anakmu akan”. Jawablah: “Semua akan mati, dan anakku akan ke surga, aku malah senang.”
  2. Jika membisikkan: “Hartamu akan musnah.” Jawablah: “Tak apalah, pertanggung-jawabanku menjadi ringan.”
  3. Jika dia membisikkan: “Orang-orang menzalimi dirimu, sedangkan kamu tidak zalim.” Jawablah: “Siksa Allah akan menimpa orang-orang zalim dan tidak mengenai orang-orang yang baik.” (Aku serahkan kepada Allah SWT)
  4. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kebaikanmu.” Jawablah: “Kejelekanku lebih banyak.” (Astaghfirullah).
  5. Jika dia membisikkan: “Alangkah banyak shalatmu.” Jawablah: “Kelalaianku lebih banyak dari pada shalatku.” (Lalai: tidak mengingat bahwa Allah mengawasi dirinya)
  6. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang.” Jawablah: “Apa yang aku terima Allah jauh lebih banyak dari yang aku sedekahkan.”
  7. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak orang yang menzalimimu.” Jawablah: “Orang-orang yang aku zalimi lebih banyak.” (Astaghfirullah).
  8. Jika dia membisikkan: “Betapa banyak amalmu.” Jawablah: “Betapa sering aku bermaksiat.” (A’udzubillah)
  9. Jika dia membisikkan: “Minumlah minuman-minuman keras.” Jawablah: “Aku tidak akan mengerjakan maksiat.” (Aku minum sari ttauhid saja).
  10. Jika dia membisikkan: “Mengapa kamu tidak mencintai dunia?” Jawablah: “Aku tidak mencintainya karena telah banyak orang lain yang tertipu olehnya.” (dan mereka sengsara batin, kini sebagian di penjara dan sebagian lagi telah wafat berada di neraka Barzakh. Akan aku kuatkan ekonomiku, tetapi aku tidak akan mencintai harta, karena harta hanyalah alat untuk hidupku, tetapi aku bukan untuk harta).

[+/-] Selengkapnya...

Mabuk Cinta kepada Allah SWT

Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya."
Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."
Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.
Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengar penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai saja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-gunung dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.
Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa pun berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia. 2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia. 3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :

1.    Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.

2.    Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.

3.    Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.

4.    Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.

5.    Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur.

[+/-] Selengkapnya...