Monday, October 25, 2010

Menggugurkan kandungan

Bagaimana hukumnya menggugurkan kandungan seperti diurut, minum jamu atau yang lain ?

Para ulama berbeda-beda pendapat dalam menanggapi masalah ini. Diantaranya, mengharamkan secara mutlak baik sebelum maupun sesudah bernyawa. Ada pula yang menafsil. Bila sebelum bernyawa hukumnya boleh asal tidak membahayakan dan bila sudah bernyawa hukumnya tidak boleh secara mutlak, baik berbahaya atau tidak.

وَالرَّاجِحُ تَحْرِيْمُهُ بَعْدَ نَفْخِ الرُّوْحِ مُطْلَقًا وَجَوَازُهُ قَبْلَهُ [إعانة الطالبين 4/130]

“Menurut qaul rajih, diharamkan menggugurkan kandungan setelah bernyawa secara mutlak dan boleh bila sebelum bernyawa.” (I‘anah al-Thalibin IV/130)

يَحْرُمُ التَّسَبُّبُ فِيْ إِسْقَاطِ الْجَنِيْنِ بَعْدَ اسْتِقْرَارِهِ فِي الرَّحِمِ بِأَنْ صَارَ عَلَقَةً أَوْ مُضْغَةً وَلَوْ قَبْلَ نَفْخِ الرُّوْحِ كَمَا فِي التُّحْفَةِ وَقَالَ م ر : لاَ يَحْرُمُ إِلاَّ بَعْدَ النَّفْخِ [بغية المسترشدين 246]

“Haram melakukan hal-hal yang menyebabkan pengguguran janin, embrio, setelah terbentuk di kandungan, seperti sudah menjadi segumpal darah beku atau sepotong daging walau-pun belum bernyawa, sebagaimana keterangan di dalam Al-Tuhfah. Sedang Al-Ramli berpendapat tidak haram kecuali setelah bernyawa.” (Bughyah al-Mustarsyidin 246).

No comments:

Post a Comment