Khasiat Sholawat Basyairul Khairat

Khasiat Shalawat Basyairul Khairat.SajjadDuroodThuluth
Diriwayatkan dari Syaikhul Ummah, Imamul A’immah, pemimpin para wali, Quthub dari semua Quthub, Sayyidi Abdul Qadir al-Jaelani, bahwa beliau berkata kepada salah seorang sahabatnya :
“Terimalah shalawat ini dariku, karena aku menerimanya melalui ilham dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, lalu aku menunjukkannya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Aku hendak menanyakan kepada beliau mengenai manfaat khusus shalawat tersebut, namun beliau menjawab sebelum aku menanyakannya. Beliau berkata kepadaku :
“Shalawat ini mempunyai manfaat khusus yang begitu dahsyat untuk diperhitungkan. Ia mengangkat orang yang mengamalkannya ke derajat yang amat tinggi, dan menjadikan mereka mencapai tujuan yang paling jauh. Bila seseorang menggunakan shalawat ini untuk mencapai maksud tertentu, maka dia tidak akan kecewa. Cita-citanya tidak akan gagal dan doanya tidak akan ditolak. Bila seseorang membacanya, meski hanya sekali atau membawanya, Allah akan menganugerahkan ampunan-Nya kepada orang itu dan kepada orang yang pergi bersamanya. Bila ajalnya tiba, empat orang malaikat rahmat akan hadir di sampingnya. Malaikat pertama akan menjaganya dari setan. Malaikat kedua akan akan membimbingnya mengucapkan kalimat syahadat. Malaikat ketiga memuaskan dahaganya dengan secangkir air dari telaga Al-Kautsar. Malaikat keempat akan membawa bejana emas yang penuh dengan buah-buahan surga, memberinya kabar gembira tentang menghuni surga, dan berkata kepadanya : ”Berbahagialah wahai hamba Allah!” lalu ia akan melihat-Nya dan memandang-Nya dengan matanya, sebelum ruhnya terpisah.
”Ia akan memasuki kuburnya dengan rasa aman, senang, dan bahagia, dan ia tidak akan merasa kesepian dan kesempitan di dalamnya. Empat puluh pintu rahmat akan terbuka baginya dan darinya terpancar cahaya. Saat ia bangkit pada hari kebangkitan kelak, malaikat akan memberinya berita gembira dari sebelah kanannya, dan malaikat lainnya akan menenteramkan hatinya dari sebelah kirinya. Ia akan diberi dua pakaian yang indah, dan seekor kuda jinak akan dibawakan untuknya sebagai tunggangan. Tak ada kesedihan dan penyesalan baginya, dan ia akan menjalani perhitungan yang mudah. Saat ia melewati jembatan neraka, apinya akan berkata kepadanya : ” Cepatlah berlalu, wahai hamba Allah yang bebas!Aku dilarang untuk menyentuhmu.”
”Ia akan memasuki surga Firdaus bersama nenek moyang mereka yang saleh, dan di dalam surga ia akan diberi empat puluh kubah dari perak. Setiap kubah akan berisi sebuah istana dari emas, dan di setiap istana ada seratus ruangan dari cahaya. Di setiap ruangan terdapat dipan tinggi yang terbuat dari kain sutera, dan di atas dipan sutera itu ada bidadari dengan mata yang indah. Tubuhnya terbuat dari wewangian yang amat harum, seolah ia bulan di saat malam purnamanya. Lalu ia akan diberi sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.”
Diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa saat malam isra’ mi’raj,
Allah saw berfirman : “Bumi ini milik siapa wahai Muhammad ?
Beliau menjawab : “Milik-Mu wahai Tuhanku.
Kemudian Allah swt berfirman : “Lapisan-lapisan alam ini milik siapa wahai Muhammad ?


Beliau menjawab : “Milik-Mu wahai Tuhanku .
Kemudian Allah swt berfirman : “Al-Kursi milik siapa wahai Muhammad ?
Beliau menjawab : Milik-Mu wahai Tuhanku.
Kemudian Allah swt berfirman : ” Engkau milik siapa wahai Muhammad ? maka pada saat itu Nabi saw bersujud.
Beliau malu untuk mengatakan sesuatu, maka Allah yang Maha Agung berfirman : “Engkau adalah milik orang yang bersholawat atas dirimu, maka bertambahlah kemuliaan dan keagungan Beliau“.
Berkata Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani ; “Sholawat inilah yang sesuai dengan hadist tersebut. Sesungguhnya sholawat ini membuka tujuh puluh pintu rahmat, menampakkan keajaiban-keajaiban dari jalan surga, lebih baik daripada memerdekakan seribu budak, berkorban seribu onta, bersedekah dengan seribu dinar, berpuasa seribu bulan. Tersimpan didalamnya rahasia, memudahkan datangnya rezeki, menjadikan budi pekerti luhur, terkabulnya hajat, terangkatnya derajat, terhapusnya dosa-dosa, tertutupnya aib dan noda, serta menjadikan mulia orang yang hina”.
“Jika si pembaca dihadapkan kepada suatu masalah, maka setiap satu sholawat akan menjadi wasilah di sisi Nabi saw yang mulia, dan setiap satu ayat akan menjadi syafaat untuknya di sisi Allah. Dia sholawatnya para Mushollin, nasehat bagi mereka yang mau menerima nasehat dan wasilah bagi orang-orang yang bertawassul”.
Inilah sholawat dengan Al-Qur’an yang mulia, aku berikan nama “BASYAIRUL KHOIROT ( Kabar gembira tentang berbagai kebaikan).

Inilah Sholawatnya :





وَالَّذِيْنَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُوْنَ * الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ،

 فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُوْنَ 


Artinya :

 1

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami,Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada kaum mukminin, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan berikanlah kabar gembira bagi orang – orang yang beriman ( QS 2:223 ).
Dan bahwa Allah tidak mengabaikan pahala orang – orangh beriman ( QS 3: 171 ).

 2

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang ingat ( berzikir ), sebagaimana firman Allah SWT:
Ingatlah Aku, maka Aku akan mengingatmu ( QS 2 : 125 ).
Ingatlah Allah dengan zikir yang banyak, dan sucikanlah Dia di pagi dan petang hari. Dialah yang memberikan rahmat kepada kalian, untuk mengeluarkan kalian dari kegelapan menuju cahaya, dan Dia amat sayang kepada kaum yang beriman. Penghormatan mereka di hari saat bertemu dengan Nya  adalah “salam!” dan Dia menyediakan bagi mereka pahala yang baik ( QS 33 : 41 – 44 )
 
 3
 
Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang beramal, sebagaimana firman Allah SWT :
Aku tidak mengabaikan amal setiap orang yang beramal, baik laki – laki maupun wanita ( QS 3 : 195 )
Dan barang siapa melakukan amal shaleh, baik laki – laki ataupun wanita, dan dia seorang yang beriman, maka orang itu akan memasuki surga, dan di sana mereka akan di beri rezeki tanpa batas ( QS 40 : 40 )
 4

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada mereka yang kembali kepada Tuhannya, sebagaiman firman Allah SWT :
Sesungguhnya Dia selalu mengampuni orang – orang yang mau kembali kepada Nya ( QS 17 : 25 )
Mereka akan memperoleh apa yang mereka inginkan di sisi Tuhan mereka, dan itulah balasan bagi orang – orang yang berbuat kebaikan ( QS 39 : 34 )

 5

 Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang bertobat, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya Allah mencintai orang – orang yang bertobat dan menjaga kebersihan dirinya ( QS 2 : 222 )
Dia lah yang menerima tobat dari hamba – hamba Nya dan memaafkan keburukan – keburukan ( QS 42 : 25 ) 
 6

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang ikhlas, sebagaimana firman Allah SWT :
Barangsiapa berharap bertemu dengan tuhannya, hendaklah dia melakukan amal shaleh dan tidak menyekutukan Tuhannya dengan sesuatupun dalam beribadah kepada Nya ( QS 18 : 110 )
Ikhlas dan mempersembahkan agama hanya kepada Nya ( QS 7 : 29 )
 
 7

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang  melakukan sholat, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat membantu mencegah perbuatn keji dan tercela ( QS 31 : 17 )
Wahai anakku, dirikanlah sholat, anjurkanlah yang baik, cegahlah perbuatan tercela, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu. Sesunggunya hal itu termasuk kewajiban yang pasti ( QS 31 : 17 )
 8

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang khusyuk, sebagaimana firman Allah SWT :
Mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat, meski hal itu di rasa amat berat, kecuali bagi orang – orang yang khusyuk. Yaitu orang – orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhannya dan bahwa kepada Nya mereka akan kembali ( QS 2 : 45 – 46 )
Yaitu mereka yang selalu mengingat Allah, baik dalam keadaan duduk, berdiri, atau berbaring, dan mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata : “ Tuhan kami, tidaklah Kau ciptakan semua ini sia – sia. Maha suci Engkau! Maka hindarkanlah kami dari siksa neraka.” ( QS 3 : 191 )
9

 Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang sabar (dalam ke ta’atan), sebagaimana firman Allah SWT :
Sungguh, orang – orang yang sabar akan di penuhi pahalanya tanpa perhitungan ( QS 39 : 10 )
Mereka itulah orang – orang yang di beri petunjuk oleh Allah, dan mereka itulah yang memiliki akal yang jernih ( QS 39 : 18 ) 
 10

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang takut (kepada Allah), sebagaimana firman Allah SWT :
Dan bagi orang – orang yang takut kepada Tuhan nya, ada dua surga ( QS 55 : 46 )
Adapun orang – orang yang takut menghadap Tuhannya dan menahan dirinya dari mengikuti hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat kembalinya ( QS 79 : 40 – 41 )
 
 11

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang bertakwa, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, maka akan Aku tetapkan ia bagi mereka yang bertakwa, menunaikan zakat, dan beriman kepada ayat – ayat Ku. Yaitu mereka yang mengikuti Rasul, nabi yang Ummi…..( QS 7 : 156 – 157 )
Bagi mereka pahala dua kali lipat dari apa yang mereka kerjakan, dan mereka akan merasa aman di tempat yang agung ( QS 34 : 37 ) 
 12

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang bersahaja, sebagaimana firman Allah SWT :
Berilah kabar gembira kepada orang – orang yang bersahaja, yaitu orang yang hatinya bergetar ketika Allah di sebut ( QS 22 : 34 – 35 )
Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan dengan hati yang penuh rasa takut, karena mereka akan kembali kepada Tuhannya ( QS 23 : 60 )
 
13

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang sabar ( dalam menghadapi musibah ), sebagaimana firman Allah SWT :
Berilah kabar gembira kepada orang – orang yang sabar,yaitu orang – orang yang apabila di timpa musibah mereka berkata “ sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada Allah lah kami akan kembali.” Mereka itulah yang di beri kesejahteraan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang – orang yang mendapat petunjuk ( QS 2 : 155 – 157 )
Aku memberikan balasan baik bagi mereka pada hari ini atas kesabaran mereka, sehingga mereka menjadi orang – orang yang beruntung ( QS 23 : 111 )
 
 14

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang menahan amarahnya, sebagaimana firman Allah SWT :
Mereka yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain. Dan Allah mencintai orang – orang yang berbuat kebaikan ( QS 3 : 134 )
Maka barangsiapa memaafkan dan memperbaikinya, maka pahalanya ada di tangan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang – orang yang berbuat kezaliman ( QS 42 : 40 )

15

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang aktif dalam kebiakan, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang – orang yang aktif dalam kebaikan ( QS 2 : 195 )
Barangsiapa melakukan kebaikan, baginya balasan sepuluh kali yang seperti itu, dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka baginya balasan yang setimpal dengannya, dan mereka semua tidak akan di zalimi ( QS 6 : 160 ) 
 16

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang bersedekah, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan jika kalian menyedekahkannya, maka itu baik bagi kalian jika kalian mengetahui ( QS 2 : 280 )
Sesungguhnya Allah akan memberikan pahala kepada orang – orang yang bersedekah ( QS 12 : 88 )
 
 17

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang menafkahkan hartanya, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan mereka menafkahkan sebagian dari apa yang kami anugerahkan kepada mereka ( QS 2 : 3 )
Dan apapun yang kalian nafkahkan, maka dia akan memberikan gantinya ( QS 34 : 39 )
 
 18

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang bersyukur, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan syukurilah nikmat Allah jika hanya kepada Nya kalian menyembah ( QS 16 : 144 )
Jika kalian bersyukur, sungguh Aku akan meberikan lebih kepada kalian, namun jika kalian mengingkarinya, sungguh azab Ku amatlah pedih ( QS  14 :17 )

 19

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang meminta ( kepada Mu ), sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguh Nya aku dekat, Aku menjawab permohonan orang yang bermohon jika ia memohon kepada Ku ( QS 2 : 186 )
Serulah Aku, pasti Ku jawab seruanmu ( QS 40 : 60 )
 
 20

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang saleh, sebagaimana firman Allah SWT :
Bahwa bumi ini akan di warisi oleh hamba – hamba Ku yang saleh ( QS 21 : 105 )
Merekalah orang – orang yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya ( QS 23 : 10 – 11 )
 21

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang aktif  berbuat baik, sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya Allah dan para malaikat Nya bersalawat kepada nabi. Wahai orang – orang yang beriman bersalawatlah kepadanya dan berilah salam kepadanya dengan penuh penghormatan ( QS 33 : 56 )
Dia akan memberikan kepadamu cahaya penerang yang dengannya engkau berjalan, dan Dia akan mengampunimu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang ( QS 57 : 28 )
 
22

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang di beri kabar gembira, sebagaimana firman Allah SWT :
Bagi mereka kabar gembira di dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat kelak. Tak ada perubahan bagi kalimat Allah. Itulah keberuntungan yang besar ( QS 10 : 64 )
 
 23

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang beroleh kemenangan, sebagaimana firman Allah SWT :
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul Nya, maka sungguh ia telah memperoleh kemenangan yang besar ( QS 33 : 71 )
 24

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang zuhud, sebagaimana firman Allah SWT :
Harta dan anak – anak adalah hiasan kehidupan dunia. Namun amal baik yang abadi adalah lebih baik di sisi Tuhanmu dalam hal pahalanya dan lebih baik untuk di harapkan ( QS 18 : 46 )
 
 25

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang ummi, sebagaimana firman Allah SWT :
Kalian adalah sebaik – baik umat yang di keluarkan oleh manusia, kalian akan memerintahkan yang baik dan mencegah yang mungkar ( QS 3 : 110 ) 
 26

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang terpilih, sebagaimana firman Allah SWT :
Lalu kami wariskan kitab itu kepada orang – orang terpilih dari hamba kami. Di antara mereka ada yang menzalimi dirinya sendiri, di antara mereka ada yang sedang – sedang saja, dan di antara mereka ada yang terdepan dalam melakukan kebaikan dengan izin Allah. Itulah keutamaan yang besar ( QS 35 : 32 )
 27

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang berdosa, sebagaimana firman Allah SWT :
Katakanlah, “ wahai hamba – hamba ku yang telah melanggar batas – batas dirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang ( QS 39 : 53 )

 28

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang beristighfar (memohon ampunan), sebagaimana firman Allah SWT :
Barangsiapa melakukan keburukan atau menzalimi dirinya sendiri, lalu ia memohon ampun kepada Allah, maka ia akan mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang ( QS 4 : 110 )
 
 29

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang yang di dekatkan (kepada Allah), sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya orang – orang yang lebih dulu memperoleh kebaikan dari kami, mereka itu di jauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa mereka inginkan. Mereka tidak di susahkan oleh kedahsyatan yang besar ( pada hari kiamat ), dan mereka di sambut oleh para malaikat : “inilah harimu yang telah di janjikan kepadamu.” ( QS 21 : 101 – 103 )
 30


Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada junjungan kami, Muhammad, sang pembawa dan penyampai kabar gembira kepada orang – orang yang berserah diri (kepada Allah), sebagaimana firman Allah SWT :
Sesungguhnya laki – laki dan wanita yang berserah diri, laki – laki dan wanita yang beriman, laki – laki dan wanita yang taat, laki – laki dan wanita yang jujur, laki – laki dan wanita yang sabar, laki – laki dan wanita yang khusyuk, laki – laki dan wanita yang bersedekah, laki – laki dan wanita yang berpuasa, laki – laki dan wanita yang menjaga kemaluannya, laki – laki dan wanita yang banyak mengingat Allah, maka kami sediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar ( QS 33 : 35 )
Dan bahwa seseorang hanya akan memperoleh apa yang di usahakannya. Dan bahwa usahanya itu akan di lihat, lalu akan di beri balasan dengan balasan yang setimpal ( QS 53 : 39 – 41 )
 
31

Ya Allah, limpahkanlah SHOLAWAT kepadanya dengan SHOLAWAT yang membuat dada menjadi lapang, berbagai urusan menjadi mudah, berbagai penghalang menjadi terbuka, dan sampaikan kepadanya salam yang banyak, berkesinambungan hingga hari  kiamat. Seruan mereka di sana adalah “ maha suci Engkau, Ya Allah”. Penghormatan mereka di sini adalah “salam.” Dan akhir ucapan mereka adalah “ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” ( QS 10 : 10 )

Untuk mendownload klik di sini  atau link di bawah ini : DOWNLOAD !!!!!

[+/-] Selengkapnya...

Seorang Muslim Yang Baik

 قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapannya dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa apa yang dilarang Allah" ((Shahih Bukhari)

Image

بسم الله الرحمن الرحيم حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ (صحيح البخاري

Hadits ini memiliki makna yang sangat luas, diantaranya bahwa seorang muslim yang sejati adalah muslim yang mana orang-orang muslim lainnya selamat dari perbuatan lidah dan tangannya. Dimana kejahatan lidah (mulut) tidak hanya terbatas dengan umpatan atau cacian, namun kejahatan lidah bisa juga dengan mengadudomba, memfitnah dan lainnya. Begitu pula kejahatan tangan tidaklah hanya terbatas dengan pukulan namun bisa juga disebabkan karena jabatan, kekuasaan, kekuatan, atau harta. Maka seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang ketika orang muslim lainnya selamat dari perbuatan (kejahatan) lidah dan tangannya, ia tidak mencelakai muslim yang lain dengan lidah atau tangannya. Akan tetapi makna yang lebih agung dari hadits ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh, bahwa seorang muslim yang baik adalah ketika orang muslim yang lain selamat karena lidah dan tangannya. Mungkin lidahnya (ucapan) yang berupa nasihat membuat orang lain selamat dari perbuatan jahat atau semisalnya , mungkin tangannya (perbuatannya) membuat orang lain selamat dari kejahatan atau musibah, seperti contoh ketika seseorang melihat orang faqir yang kesusahan kemudian ia mengumpulkan dana dari teman-temanya untuk membantu orang tersebut karena khawatir jika ia dibantu oleh orang lain yang memiliki kekuasaan atau kekuatan ia akan menghamba kepada orang yang membantu tersebut. Maka seorang muslim yang seperti ini adalah muslim yang sejati dimana telah menyelamatkan muslim lainnya dengan ucapan dan perbuatannya. Dan tidak ada yang lebih selamat di dunia dan di akhirah lebih dari sang pembawa keselamatan, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan tidak satu pun makhluk yang dicipta Allah di segala penjuru barat dan timur dari golongan malaikat, jin atau manusia akan selamat jika bukan karena makhluk yang dicipta Allah yang mendapatkan bagian dari rahmat Allah, dan rahmat itu adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

(الأنبياء : 107 )

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam”. (QS.Al Anbiyaa: 107)

Oleh karena itu berpeganglah erat pada rahmat itu, rangkullah keindahan cinta kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semakin kita dekat kepada Allah subhanahu wata’ala dengan kedekatan yang sebenarnya, maka kita pun akan semakin dekat dan cinta kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan seluruh makhluk di alam semesta ini tunduk kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan izin Allah subhanahu wata’ala. Dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, suatu ketika seorang baduwi lewat dihadapan Rasulullah kemudian beliau bertanya: “wahai fulan, hendak kemanakah engkau?” dia menjawab : “pergi untuk bersilaturrahmi ke rumah si fulan”, maka Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wasallam berkata: “Maukah engkau kuberi sesuatu yang lebih berharga daripada hal itu?”, orang baduwi itu berkata : “apa itu?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَإِنِّي مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله

“Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah Muhammad utusan Allah”

Kemudian orang baduwi itu bertanya : “apa yang akan aku dapatkan jika aku mengucapkannya, dan apa yang bisa membuktikan bahwa kalimat itu benar?”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “lihatlah pohon yang sangat besar itu, hampirilah pohon itu dan katakan padanya : “wahai pohon! Engkau dipanggil oleh Muhammad”. Orang baduwi itu pun merasa ragu untuk menjalankan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia menganggap hal yang mustahil terjadi, namun akhirnya ia melaksanakannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Aku akan panggil pohon itu, namun jika pohon itu tidak mengikuti perintahmu maka akan kutebas lehermu”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “baik, lakukanlah”. Maka orang baduwi itu berjalan menuju pohon besar itu, dan ketika samapi didepan pohon itu ia berkata : “wahai pohon! engkau dipanggil oleh Muhammad”, maka dalam sekejap pohon itu pun mulai menarik akar-akarnya sehingga seluruh akarnya keluar dari dalam bumi lalu berjalan menuju kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pohon itu berkata :

السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Salam sejahtera atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkahan-Nya”

Melihat kejadian tersebut, orang baduwi itu terpaku antara sadar dan tidak karena telah melihat pohon yang sangat besar menyeret akar-akarnaya dari dalam bumi kemudian berjalan menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mengucapkan salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka orang baduwi itu hendak menguji Rasulullah lagi dengan meminta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam agar memerintah pohon itu untuk kembali pada tempatnya, si baduwi itu mengira jika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya mampu memanggilnya saja, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memenuhi permintaan baduwi itu dan berkata : “wahai pohon! kembalilah engkau ke tempatmu!”, maka pohon itu pun menyeret semua akar-akarnya dan kembali ke tempatnya, seakan telah dibantu oleh bumi untuk kembali ke tempat asalnya. Kemudian orang baduwi itu berkata :

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”

Hal yang seperti adalah hal yang sangat mudah bagi sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana dalam peperangan Uhud ketika ada seorang sahabat yang terpotong tangannya oleh kaum musyrikin, maka ia datang kepada Rasulullah dengan membawa potongan tangannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “wahai Rasulullah tanganku terpotong oleh kaum musyrikin”, maka Rasulullah pun mengambil potongan tangan sahabat tersebut kemudian mengembalikannya pada semula sehingga sahabat tersebut dapat kembali berperang. Suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi salah seorang sahabat yang berusia 40 tahun, lalu ia berkata : “wahai Rasulullah, doakanlah wajahku”, lantas Rasulullah mengusap wajahnya dan berkata: “Ya Allah perindahlah wajahnya”, akhirnya sahabat itu wafat dalam usia 80 tahun namun wajahnya seperti wajah anak berusia 15 tahun, hal-hal yang seperti itu merupakan mu’jizat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dahulu sayyidina Hassan bin Tsabit sering memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan syair-syairnya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah marah atas pujian-pujian tersebut. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan tidak menyukai pujian-pujian yang diucapkan oleh orang-orang munafik, sehingga di zaman sekarang hal ini digunakan sebagai dasar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka dipuji, padahal hal itu adalah dalil bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka dipuji oleh orang munafik, mengapa? karena mereka (orang-orang munafik) hanya sekedar suka memuji beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana ketika ada peperangan mereka para kaum munafik tidak mau ikut serta dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pengikutnya, bahkan mereka para kaum munafik menginginkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat dalam peperangan tersebut sehingga tidak kembali lagi, dan mereka memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah agar aman dan selamat dari pedang sayyidina Umar bin Khattab dan para pembesar kaum muslimin yang lainnya, maka hal itulah yang tidak disukai oleh Rasulullah karena pujian dan cinta mereka tidaklah sebenarnya.

Terdapat dalam riwayat Shahih Al Bukhari, ketika sayyidina Hassan bin Tsabit membaca qasidah/nasyidah didepan kubah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masjid An Nabawi, maka ketika itu datanglah sayyidina Umar bin Khattab RA dan berkata : “wahai Hassan bin Tsabit, tidak adakah tempat lain untuk engkau membaca qasidah selain di tempat ini?”, maka sayyidina Hassan berkata: “Dahulu aku telah membaca qasidah di tempat ini dan ketika itu ada orang yang lebih mulia daripada engkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakanku dengan berkata : “semoga Allah subhanahu wata’ala menjaga bibirmu”, yang disaat itu ada Abu Hurairah ada bersama mereka ditanya oleh sayyidina Umar bin Khattab Ra : “Benarkah demikian wahai Abu Hurairah?” , maka Abu Hurairah menjawab dan membenarkan hal itu.
Dan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat pun masih banyak orang yang membaca qasidah di makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga abad ke-18 ini, jangankan membaca qasidah di makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap ke makam beliau pun dilarang.

Dahulu di masa seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya. Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan membaca qasidah di makam beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya, setelah selesai membaca qasidah orang itu menemui syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya, beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah Al Munawwarah hingga sampai di rumah orang tersebut, sesampainya di dalam rumah orang tersebut memegangi syaikh Farazdaq dan berkata: “sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau kesini untuk kugunting lidahmu”, maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata : “ambillah potongan lidahmu ini, dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad”, maka Farazdaq pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berdoa : “Ya Allah jika shahib makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya, maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji nabi-Mu, namun jika Engkau dan nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula”, beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkata : “aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu”, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula, dan ketika syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya, beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu, dan sesampainya di rumah anak muda itu beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu beliau datangi lalu lidah beliau dipotong, anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata : “engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera”. Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ

( الأعراف :166 )

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada : “mereka jadilah kalian kera yang hina”. ( QS. Al A’raf : 166 )

Kemudian anak muda itu berkata: “jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja”, maka syaikh Farazdaq berkata : “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”, dan seketika itu pun Allah subhanahu wata’ala mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.
Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah subhanahu wata’ala mencintai orang-orang yang suka memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena pujian kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berarti pula banyak mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalla, maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari Allah subhanahu wata’ala.

وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

 

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa

Sumber : http://www.majelisrasulullah.org

[+/-] Selengkapnya...

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Sikap Rasulullah Terhadap Istri

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Sikap Rasulullah Terhadap Istri

 

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Sikap Rasulullah Terhadap Istri

REPUBLIKA.CO.ID, Kecemburuan yang terjadi di antara para istri Rasulullah wajar terjadi. Beliau telah memberi tempat dan kedudukan kepada istri-istrinya sedemikian rupa, suatu hal yang tidak pernah dikenal di kalangan Arab.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khathab pernah berkata, "Sungguh, kalau kami dalam zaman jahiliyah, wanita-wanita tidak lagi kami hargai. Kami menghargai mereka setelah Allah memberikan ketentuan tentang mereka dan memberikan pula hak kepada mereka."
Suatu ketika, saat Umar sedang dalam suatu urusan tiba-tiba istrinya berkata, "Coba kau berbuat begini atau begitu."
"Ada urusan apa engkau di sini, dan perlu apa engkau dengan urusanku!" kata Umar dengan nada tinggi.
Istrinya membalas, "Aneh sekali engkau, Umar. Engkau tidak mau ditentang, padahal putrimu menentang Rasulullah SAW sehingga beliau gusar sepanjang hari."
Umar kemudian mengambil mantelnya, lalu keluar menemui putrinya, Hafshah. "Anakku," kata Umar, "Engkau menentang Rasulullah SAW sampai beliau merasa  gusar sepanjang hari?"
Hafshah menjawab, "Memang kami menentangnya."
"Engkau harus tahu, anakku. Kuperingatkan engkau, jangan terpedaya. Orang telah terpesona oleh kecantikannya sendiri dan mengira cinta Rasulullah SAW hanya  karenanya." 
Kemudian Umar pergi menemui Ummu Salamah, karena mereka masih berkerabat. Dia ingin membicarakan masalah Hafshah. Ummu Salamah berkata, "Aneh sekali engkau, Umar! Engkau sudah ikut campur dalam segala hal, sampai-sampai mau mencampuri urusan Rasulullah SAW dan rumah tangganya!' 
Umar tak mampu berkata-kata. Ia pun kemudian pergi.
Muslim dalam Shahih-nya menyebutkan bahwa Abu Bakar pernah meminta izin kepada Nabi akan menemuinya dan setelah diizinkan ia pun masuk, kemudian datang Umar meminta izin dan masuk pula setelah diberi izin. 
Mereka menjumpai Nabi SAW sedang duduk dalam keadaan masygul di tengah-tengah para istrinya yang juga sedang masygul dan diam. Ketika itu Umar berkata, "Saya akan mengatakan sesuatu yang akan membuat Nabi SAW tertawa." Lalu kata Umar, "Wahai Rasulullah, jika engkau melihat Binti Kharijah—istri Umar—meminta uang belanja kepadaku, maka aku bangun dan meninju lehernya."
Maka Rasulullah pun tertawa, seraya berkata, "Mereka itu sekarang di sekelilingku meminta uang belanja!"
Ketika itu Abu Bakar lalu menghampiri Aisyah dan meninju lehernya, demikian juga Umar, ia menghampiri Hafshah dan meninjunya, sambil berkata, "Kalian meminta sesuatu yang tidak ada pada Rasulullah SAW!"
Mereka pun menjawab: "Demi Allah, kami sama sekali tidak minta kepada Rasullullah, sesuatu yang tidak dipunyainya."
Sebenarnya, Abu Bakar dan Umar waktu itu menemui Nabi, karena beliau tidak tampak keluar waktu shalat. Karena itu kaum Muslimin bertanya-tanya, ada apa    gerangan yang menghalangi.
Dalam peristiwa Abu Bakar dan Umar dengan Aisyah dan Hafshah inilah turun firman Allah: "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar." (QS Al-Ahzab: 28-29)
Nabi telah memberi kedudukan kepada istri-istrinya, sedang sebelum itu—seperti wanita-wanita Arab lainnya—mereka tidak pernah mendapat penghargaan orang. Jadi wajar jika sikap mereka kini agak berlebih-lebihan dalam menggunakan kebebasan, suatu hal yang tidak pernah dialami oleh sesama kaum wanita.
Sampai-sampai ada di antara mereka yang menentang Nabi dan membuat Nabi gusar sepanjang hari. Beliau sudah berusaha menghindarkan diri dari mereka, meninggalkan mereka, supaya kasih sayang beliau kepada mereka tidak sampai membuat tingkah laku mereka tambah melampaui batas. Bahkan ada dari mereka yang mengeluarkan rasa cemburunya dengan cara yang tidak layak.

 

Sumber :http://www.republika.co.id

[+/-] Selengkapnya...

Category: 0 comments

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Teladan dalam Rumah Tangga Rasulullah

 

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Teladan dalam Rumah Tangga Rasulullah

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Teladan dalam Rumah Tangga Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Umar kemudian pergi ke masjid, dan dengan suara lantang ia berkata kepada kaum Muslimin, "Rasulullah SAW tidak menceraikan isterinya."
Sehubungan dengan peristiwa ini, turun ayat-ayat suci ini: "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS At-Tahrim: 1-2)
"Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang istrinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
"Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula."
"Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan."
(QS At-Tahrim: 3-6)
Dengan demikian peristiwa itu selesai. Istri-istri Nabi kembali sadar, dan beliau pun kembali kepada mereka setelah mereka benar-benar bertaubat, menjadi manusia yang rendah hati beribadah dan beriman. Kehidupan rumah tangganya sekarang kembali tenang, yang memang demikian diperlukan oleh setiap manusia yang sedang melaksanakan suatu beban besar yang ditugaskan kepadanya.
Apabila orang itu orang besar seperti Muhammad SAW, lemah-lembut  seperti beliau,  berlapang dada, tahan menderita, orang berwatak dengan segala sifat-sifat yang ada padanya—yang sudah disepakati dan diakui pula oleh semua penulis sejarah Hidupnya—maka menggambarkan salah satu dari kedua peristiwa itu an sich sebagai sebab ia memisahkan diri dan mengancam hendak menceraikan istri, adalah suatu   hal yang kebalikannya, jauh daripada suatu cara kritik sejarah.
Sebaliknya, kritik yang akan dapat diterima orang dan sejalan pula dengan logika sejarah ialah apabila peristiwa-peristiwa itu mengikuti jejak yang sebenarnya, yang akan membawa kepada kesimpulan-kesimpulan yang sudah pasti tidak bisa lain akan ke sana. Maka dengan demikian ia akan menjadi masalah biasa, masuk akal dan secara ilmiah dapat diterima.
Ada beberapa orientalis yang juga bicara tentang ayat-ayat yang turun pada permulaan surah At-Tahrim seperti di atas. Disebutkan bahwa semua kitab suci di Timur tidak ada yang menyebut-nyebut peristiwa rumah tangga dengan cara semacam itu.
Rasanya tidak perlu kita mengatakan lagi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci itu semua—termasuk Alquran di antaranya tentang masyarakat Luth dengan segala cacat mereka. Bahkan Taurat (Perjanjian Lama) membawa cerita tentang Luth dan dua anaknya yang perempuan ketika mereka memberikan minuman anggur kepada bapaknya sehingga dua malam berturut-turut ia mabuk, dengan maksud supaya dapat masing-masing mereka dapat tidur dengan Luth dan dengan demikian mereka memperoleh keturunan—karena khawatir keluarga Luth kelak akan punah, setelah  Tuhan menurunkan bencana. Oleh sebab itu, maka semua kitab suci membuat kisah-kisah para rasul serta apa yang mereka lakukan dan segala apa yang terjadi, ialah sebagai suri teladan bagi umat manusia.
Banyak sekali kisah-kisah demikian dalam Alquran. Tuhan menyampaikan kisah-kisah yang baik sekali kepada Rasulullah. Sedang Alquran bukan hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad, melainkan kepada seluruh umat manusia. Muhammad SAW adalah seorang nabi dan rasul, sebelum dia pun telah banyak rasul-rasul lain yang dibawakan kisahnya dalam Alquran.
Jika Qur'an menyampaikan berita-berita tentang Muhammad SAW dan menyangkut  pula kehidupan pribadinya yang perlu menjadi contoh buat kaum Muslimin dan teladan yang baik pula, serta memberi isyarat tentang arti dalam tindakan dan kebijaksanaannya itu, maka kisah-kisah para nabi  yang terdapat dalam Alquran itu sama sekali tidak berarti keluar daripada apa yang terdapat dalam kitab-kitab  suci  lain.
Apabila kita mengatakan bahwa masalah Muhammad SAW meninggalkan istrinya itu bukan sebab yang berdiri sendiri di samping sebab-sebab lain yang telah menimbulkan cerita itu, juga bukan karena Hafshah bercerita kepada Aisyah tentang apa yang dilakukan Nabi dengan Maria—suatu hal yang memang patut dilakukan oleh setiap laki-laki terhadap istrinya atau siapa saja yang sah menjadi miliknya—orang akan melihat, bahwa tinjauan yang dikemukakan oleh beberapa orientalis itu,  dari segi kritik sejarah sama sekali tidak dapat dibenarkan. Juga tidak pula sejalan dengan apa yang ada dalam kitab-kitab suci sehubungan dengan kisah-kisah dan kehidupan para nabi itu.

Sumber: http://www.republika.co.id/

[+/-] Selengkapnya...

Category: 0 comments